Kapan hari ada tmn share ttg berita ini,
ikutan khawatir juga sih,
alhamdulillah anaknya uda ditemukan (link berita ditemukan : http://news.detik.com/internasional/3224837/ini-lokasi-ditemukannya-bocah-jepang-yang-hilang-6-hari-di-hutan?utm_source=Line%20&utm_medium=app%20line&utm_campaign=line%20news)
Berita sebelumnya gini :
"Bocah ini dilaporkan hilang sejak Sabtu (28/5) lalu, setelah orangtuanya meninggalkan bocah itu di hutan sebagai hukuman karena bocah itu nakal. Bocah itu hilang di kawasan hutan yang dihuni beruang-beruang liar di Pegunungan Komagatake, Pulau Hokkaido. Saat kejadian, bocah itu bersama kakak perempuannya serta ayah dan ibunya mendatangi sebuah taman di dekat hutan tersebut.
Namun ayah dan ibu Yamato marah ketika bocah itu melemparkan batu-batu ke mobil-mobil dan orang-orang di taman tersebut. Saat dalam perjalanan pulang ke rumah, orangtua Yamato menurunkan bocah itu dari mobil dan meninggalkannya sendirian di hutan. Mereka sempat mengemudikan mobil sejauh 500 meter, sebelum kemudian kembali untuk menjemput Yamato, namun bocah itu sudah tak ada."
Menjadi orang tua memang hal yg gampang2 susah,
seperti saat kita mengajari anak arti kepemilikan sebuah benda, spy anak paham konsep kepemilikan jadi saat terjun di masyarakat dia tdk jadi anak yg suka main serobot yg bukan miliknya, saat itu jg kita harus mengajari bahwa apa yg kita miliki jg bisa dibagi, klo istilah jawanya "ben ga dadi wong sing kedonyan" (kedonyan = tlalu mementingkan harta benda yg dimilikinya, pdhl smua itu ga dibawa mati)
Seperti klo kita mengajari anak self defense, boleh membalas pukulan klo dipukul, tapi jg diajari jangan memulai pertengkaran, atau jangan mengawali pukulan, boleh memukul klo lawan yg memukul duluan, sbg bentuk "melindungi diri" biar (naudzubillah ga minta) saat ada tmn yg hendak membully lgsg mengurungkan, ato ada yg cari perkara jg tidak jadi
Dalam memberi hukuman pun jg sbg orang tua harus melihat dulu,
bagaimana karakter anak,
sebab dia melakukan itu apa,
alasan dia melakukan itu apa,
akibat dari gangguan yg dia sebabkan sejauh mana,
hukuman yg bisa membuatnya dia berpikir untuk diresapi ke dlm hati spy tidak mengulanginya jg bagaimana
Memang semua orang tua pernah melakukan kesalahan ato sedikit miss (luput) dalam mendisiplinkan anak, termasuk saya juga, makanya jadi orang tua mau ga mau harus terus belajar, walaupun cara orang tua di berita itu dlm mendisiplinkan anaknya terlalu gegabah (bayangkan, ditinggalkan di hutan yg ada beruang liar, orang dewasa aja blm tentu mampu, apalagi anak usia 7 th, iya klo anak itu punya kemampuan mhadapi beruang, tapi klo smp anak itu dibunuh beruang, apa ortunya tidak sama aja dg sengaja membunuh anaknya sendiri? Naudzubillah)
Melihat drama td mlm tentang seorang ibu yg punya 3 anak, saat dia mendisiplinkan anak perempuannya, anak laki2nya minta jajan, krn terlalu fokus ma anak perempuan, si adik laki2 itu teriak krn pgn dituruti ibunya, si ibu otomatis marah2 ke si kakak (mgk pgn cepet selesai n menuruti anak laki2nya itu), si kakak nangis, si ibu jg marah ke si adik krn tidak sabar menunggu diberi jajan, akhirnya adik nangis juga, si ibu perasaannya campur aduk antara geram n pgn nangis.
Gambaran tu jg sama seperti saya, jg sama punya 3 anak, kdg mhadapi mereka bertiga tu pgn nangis, tapi menjadi ibu dituntut sabar n tegar. Iya sabar dulu baru tegar, spy pikiran jadi jernih saat mhadapi anak2 yg terkadang permintaannya A, B, C yg pengennya semua dituruti. Padahal jadi ortu jg tidak boleh asal nuruti (ada tahapannya), spy anak jadi orang yg sabar (mengetahui semua ada proses), dan tidak menjadi anak yg semaunya sendiri minta apa2 harus keturutan
Humh...bicara ttg mendidik anak bisa2 jadi berbuku-buku ya hehe, krn tiap anak tu berbeda karakter, kita sbg ortu jg mau ga mau harus melihat karakter anak, spy arahan yg diberikan jg tepat sasaran
Semoga kita jadi orang tua yg mampu mengerti anak2 kita, menyayangi mereka, begitupun sebaliknya, aamiin
Maaf jadi panjang ^^
0 comments:
Post a Comment