Bismillah
Berikut kami sampaikan pembahasan lengkap tentang vaksinasi di web kami. Mohon maaf, kami memakai prinsip dakwah, jika diterima alhamdulillah, jika tidak diterima maka jangan dimusuhi karena mereka masih saudara se-Islam, bahkan kita mendoakannya kebaikan.
Beredar beberapa sumber di dunia maya dan dunia nyata yang menyatakan bahwa vaksinasi haram dan berbahaya. Tentu ini tidak benar, dan mereka menganjutkan beralih ke thibbun nabawi dengan tahnik,
Yang benar, tahnik bukan imunisasi dalam Islam dan secara medis juga bukan imunisasi silahkan baca tulisan saya:
link:
https://muslimafiyah.com/benarkah-tahnik-adalah-imunisasi-dalam-ajaran-islam.html
Mengenai vaksinasi, insyaallah mubah dan bermanfaat, sudah kami bahas agak panjang di sini:
https://muslimafiyah.com/permasalahan-imunisasi-dan-vaksinasi-tuntas-–insya-allah.html
Jika masih ragu, kami sertakan fatwa-fatwa ulama dunia yang membolehkan, fatwa MUI, fatwa dua ormas terbesar di indonesia, muhammadiyah dan NU, silahkan baca:
https://muslimafiyah.com/fatwa-fatwa-ulama-keterangan-para-ustadz-dan-ahli-medis-di-indonesia-tentang-bolehnya-imunisasi-vaksinasi.html
Yang ini fatwa ulama madinah (Madinah dan Mekkah adalah dua kota yang Allah janji selalu menjaganya, Ilmu yang benar selalu ada di sana), link:
https://muslimafiyah.com/hukum-vaksinasi-menurut-beberapa-ulama-madinah.html
Vaksinasi itu berarti tidak percaya dengan penjagaan Allah dan tidak tawakkal??? mohon maaf, ini tidak benar, silahkan baca ini :
https://muslimafiyah.com/benarkah-imunisasi-dan-vaksinasi-berarti-tidak-tawakkal-kepada-allah.html
Ada pemikiran: tidak perlu vaksinasi, cukup makan halal dan thayyiba dan pola hidup sehat saja, pasti terhindar dari penyakit, ini juga kurang tepat, Sahabat Abu Ubaidah Ibnul Jarrah yang dijanjikan masuk surga, beliau meninggal di Syam karena wabah menular, pasti beliau menjaga makanan dan pola hidup sehat
silahkan baca ini:
https://muslimafiyah.com/sekedar-makanan-halal-dan-thayyiba-tidak-bisa-mencegah-menjamin-dari-wabah-penyakit.html
mohon jangan bawa-bawa nama Islam (alhamdulillah ini hanya perbuatan oknum dan sedikit), untuk mempertentangkan antara thibbun nabawi dan kedokteran modern, keduanya sejalan dan sama prinsipnya bahkan bisa dikombinasikan
silahkan baca:
https://muslimafiyah.com/haruskah-kedokteran-modern-dan-thibbun-nabawi-dipertentangkan.html
baca ini juga:
https://muslimafiyah.com/thibbun-nabawi-dan-kedokteran-modern-harus-pakai-dosis-dan-cara-pakai-yang-jelas.html
kami harap, jangan kita saling menjelekkan, misalnya” apa itu obat dokter, bahan kimia semua, malah ngerusak tubuh, mending thibbun nabawi atau herbal, asli dan alami”. Komentar seperti ini perlu belajar pengertian apa itu “bahan kimia” dan ternyata habbatus sauda juga mengandung zat kimia aktif
silahkan baca:
https://muslimafiyah.com/dokter-ahli-herbal-ahli-thibbun-nabawi-sama-baiknya-asalkan-ahli-berilmu-dan-berpengalaman.html
baca juga:
https://muslimafiyah.com/menolak-berobat-dengan-kedokteran-modern-lebih-memilih-thibbun-nabawi.html
baca juga:
https://muslimafiyah.com/akupuntur-vs-thibbun-nabawi.html
Kita berharap agar praktek thibbun Nabawi sesuai dengan prinsip pengobatan (thibbun/طب). karena jika tidak, bisa menjadi bumerang bagi thibbun nabawi. misalnya, mengklaim menguasai thibbun nabawi, tapi belum paham benar apa itu thibbun nabawi dan prinsipnya, misalnya baru ikut pelatihan bekam satu atau dua kali, langsung buka praktek bekam, dengan membawa-bawa nama Syariat, bekam bisa mengobati semuanya (padahal dalam berobat butuh ilmu diagnosis penyakit dan tentu bukan teori saja, perlu pengalaman lihat beratus-ratus atau beribu-ribu pasien supaya tepat diagnosanya)
Perlu diingat juga , bukan diagnosa secara general sekali misalnya baru lihat telapak tangan, langsung ambil kesimpulan “ada masalah perut dan gangguan pencernaan”. Padahal gangguan dan penyakit perut sangat banyak jenisnya dan terapinya beragam
Ada yang bilang herbal atau yang berbau Arab dibilang thibbun nabawi, padahal bukan. misalnya rumput fatimah
baca ini supaya bisa lebih memahami thibbun nabawi:
https://muslimafiyah.com/apakah-rumput-fatimah-adalah-thibbun-nabawi.html
Salah satu contoh, pemahaman yang kurang tepat tentang thibbun nabawi, hadits jika demam, maka guyur dengan air dan bahasi dengan air. Nah, jika tidak membaca penjelasan ulama, mungkin akan mengguyur atau mandi dengan air, padahal demam tinggi (bisa dibayangkan, tampah parah), apalagi ditambah semangat 45 sambil bilang “sabar kalo tambah parah berarti penyakitnya akan keluar, ini proses, sabar, ini sunnah”
Penjelasan ulama, maksud hadits adalah demam karena sengatan matahari (sunburn), nah kalo ini terapinya baik secara kedokteran juga dengan air, di lap basah-basah (gak bertentangan kan?)
Silahkan baca:
https://muslimafiyah.com/pandangan-kedokteran-modern-tentang-hadist-shahih-demam-didinginkan-dengan-air.html
Mengenai konspirasi, ada bisnis uang dan konspirasi melemahkan negara Islam. tentu tidak benar, hanya berdasarkan paranoid semata dan nukilan dari perkataan tokoh yang sebagiannya ada tokoh fiktif dan sebagiannya bukan ahlinya.
silahkan baca ini:
https://muslimafiyah.com/who-adalah-antek-yahudi-dan-barat-melalui-vaksin-konspirasi-kah.html
dan ini:
dan ini:
https://muslimafiyah.com/vaksinasi-bukan-konspirasi-yahudi-israel.html
dan ini:
Vaksin untuk indonesia bukan buatan luar negeri atau buatan yahudi atau amerika, tetapi sudah diproduksi dalam negeri oleh PT. biofarma sejak zaman belanda. bakan sudah mengekspor ke banyak negara.
silahkan baca:
Mari kita bijak menyikapi
Semoga kita bisa menghormati pendapat satu sama lain, yang mau vaksinasi silahkan, yang tidak juga silahkan, jangan sampai saling bermusuhan dan kaum muslimin tetap bersaudara dan memiliki hak-hak persaudaraan
Mohon maaf, demikian yang bisa kami sampaikan
Salam dari kami
Pengasuh situs www.muslimafiyah.com
NOTE:
-mohon maaf, berdasarkan pengalaman, saya tidak melayani debat kusir, karena saya menggunakan prinsip dakwah: diterima alhamdulillah, ditolak jangan dimusuhi tetapi didoakan karena masih saudara se-Islam, kami hanya menyampaikan
-jika diskusi bertukar pikiran dalam rangka mencari kebenaran maka saya menerima tetapi mohon TIDAK di komentar, silahkan Inbox/japri atau email
karena:
1. Bisa membuat orang awam bingung
2. Kemudian jika ada salah satu yang sebenarnya dalam hati mengaku “kalah” tetapi “gengsi” kalah dan “gengsi menerima kebenaran” karena diskusinya dilihat oleh banyak orang (kami tidak ingin terjadi pada diri kami dan orang lain)
-Jangan sampai kita kaum musilimin, berpecah belah dan saling bermusuhan hanya karena masalah vaksin. Ulama saja berbeda pendapat tetapi tetap bersaudara
-mohon maaf, kepada yang tidak setuju dengan vaksin, kalian adalah saudara saya se-Islam, tidak ada niat saya yang tidak baik, jika saya ada salah kata saya mohon maaf
0 comments:
Post a Comment